Keputusan Macron Untuk Akui Negara Palestina Diikuti Beberapa Negara Barat Lain, Israel dan AS Marah
Beberapa negara barat telah menyatakan akan mengakui negara Palestina dan akan disampaikan dalam pertemuan tahunan para pemimpin dunia di Sidang Majelis Umum PBB yang dimulai pada 23 September 2025.
Aksi ini awalnya dipicu oleh keputusan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mengakui negara Palestina. Keputusan ini membuat Israel dan AS marah.
Dalam surat kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu, Macron menulis bahwa Prancis bertekad untuk melihat rakyat Palestina memiliki negara mereka sendiri berakar pada keyakinan bahwa perdamaian abadi sangat penting bagi keamanan negara Israel.
“Upaya diplomatik Prancis bermula dari kemarahan kami atas bencana kemanusiaan yang mengerikan di Gaza, yang tidak dapat dibenarkan," ujar Macron.
Prancis, Inggris, Kanada, Australia, dan Malta telah menyatakan akan meresmikan janji mereka dalam pertemuan tahunan para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB, yang dimulai pada 23 September.
Sedangkan beberapa negara lain seperti Selandia Baru, Finlandia, dan Portugal, sedang mempertimbangkan langkah serupa.
Netanyahu menolak status negara Palestina dan berencana memperluas serangan militer di Gaza. Israel dan AS mengatakan pengakuan negara Palestina justru membuat militan semakin berani.
Surat Macron muncul setelah Netanyahu menuduhnya memicu kobaran api antisemitisme dengan seruannya untuk mengakui negara Palestina. Pernyataan Netanyahu ini pun dikecam Macron sebagai pernyataan yang keji.
Pekan lalu, Duta Besar AS untuk Prancis, Charles Kushner, juga menulis surat yang menyatakan bahwa isyarat pengakuan negara Palestina justru membuat ekstremis semakin berani, memicu kekerasan, dan membahayakan kehidupan Yahudi di Prancis.
Kushner kemudian dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Prancis karena pernyataan tersebut. Namun ia tidak hadir dan hanya diwakili oleh wakilnya.
“Reaksi marah seperti itu menunjukkan betapa pentingnya simbol," kata pakar geopolitik Pascal Boniface, direktur Institut Hubungan Internasional dan Strategis yang berbasis di Paris.
"Ada semacam perlombaan melawan waktu antara jalur diplomatik, dengan solusi dua negara kembali menjadi inti perdebatan, dan situasi di lapangan (di Gaza), yang setiap hari membuat solusi dua negara ini sedikit lebih rumit atau bahkan mustahil," ujar Boniface.
Boniface mengatakan beberapa pendukung solusi dua negara menunjukkan kekecewaan atas keputusan para pemimpin untuk menunggu hingga September untuk secara resmi mengakui negara Palestina, karena mereka "khawatir pengakuan itu akan datang ketika Gaza semakin menjelma sebagai ‘kuburan’.
Mendesak Israel untuk Menghentikan Serangan di Gaza
Macron dan para pemimpin internasional lainnya telah mendesak Israel untuk menghentikan serangan di wilayah yang terkepung. Di wilatah tersebut, sebagian besar penduduknya telah mengungsi, permukiman hancur, dan kelaparan telah diumumkan di Kota Gaza.
"Pendudukan Gaza, pemindahan paksa warga Palestina, kelaparan yang mereka alami tidak akan pernah membawa kemenangan bagi Israel," tulis Macron dalam suratnya kepada Netanyahu.
"Sebaliknya, mereka akan memperkuat isolasi negara Anda, menyulut mereka yang mencari dalih untuk antisemitisme, dan membahayakan komunitas Yahudi di seluruh dunia," tambahnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Lebih dari 140 negara telah mengakui negara Palestina, sebuah langkah yang sebagian besar dipandang hanya bersifat simbolis.
"Dunia akan sama saja esok harinya," kata Muhammad Shehada, seorang analis politik Gaza dan peneliti tamu di lembaga pemikir Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri.
“Namun, hal itu menambah tekanan diplomatik terhadap Israel,” tegasnya.
“Negara-negara Barat yang berpengaruh menunjukkan dukungan kuat terhadap solusi dua negara, menghancurkan ilusi yang coba dijual Netanyahu kepada Israel dan komunitas internasional bahwa pemindahan penduduk massal atau depopulasi adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah Palestina," kata Shehada.


0 Response to "Keputusan Macron Untuk Akui Negara Palestina Diikuti Beberapa Negara Barat Lain, Israel dan AS Marah"
Posting Komentar