Dedi Mulyadi Bawa Anak Nakal ke Barak Militer
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Komjen (Purn) Ahmad Luthfi menyatakan bahwa ada aturan hukum yang dapat digunakan untuk menangani siswa yang berperilaku nakal.
Hal ini disampaikan Luthfi saat menanggapi rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berencana membawa siswa nakal ke barak militer.
Awalnya, Luthfi mempersilakan Dedi Mulyadi untuk menjalankan wacana tersebut.
Namun, ia menegaskan tidak akan menerapkan pendekatan serupa di wilayah Jawa Tengah.
Menurutnya, anak-anak di bawah umur seharusnya dikembalikan ke orangtua.
Sedangkan yang sudah cukup umur dan terbukti melakukan pelanggaran hukum akan diproses secara pidana.
"Kalau anak di bawah umur, kita kembalikan ke orangtuanya. Kalau anak-anak sudah di atas umur, melakukan tindak pidananya, kita sidik tuntas terkait dengan tindak pidananya," ujar Luthfi di Gedung DPR, Senayan
Ia menegaskan bahwa ketentuan hukum untuk menindak siswa nakal sudah ada, sehingga tidak perlu membuat kebijakan baru yang tidak sesuai aturan.
"Kan begitu. Ada aturan hukumnya, kenapa harus ngarang-ngarang gitu. Enggak usah," ucapnya.
"Sesuai ketentuan saja. Kalau di bawah umur, masih ada kewenangan. Kalau di sekolah masih ada, namanya guru, kembalikan orang tuanya," sambung Luthfi.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi telah mengumumkan rencana kerja sama dengan TNI dan Polri dalam program pendidikan berkarakter bagi siswa di beberapa wilayah Jawa Barat.
Tujuannya adalah membina siswa yang terindikasi nakal agar tidak terjerumus ke perilaku negatif.
"Tak harus serentak di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dulu dari daerah yang siap dan dianggap rawan, lalu bertahap," ujar Dedi.
Program tersebut dijadwalkan dimulai pada 2 Mei 2025, dengan dukungan sekitar 30 hingga 40 barak militer yang akan digunakan sebagai tempat pembinaan.
Peserta dipilih berdasarkan kesepakatan antara pihak sekolah dan orangtua siswa.
Fokus utama program ini adalah siswa yang dianggap sulit dibina serta mereka yang terlibat dalam pergaulan bebas atau tindakan kriminal.
Kelompok yang dimaksud termasuk pelaku tawuran, pemabuk, dan mereka yang sering bermain Mobile Legends hingga larut malam.
"Selama enam bulan, para siswa akan tinggal di barak dan tidak mengikuti sekolah formal seperti biasa. TNI yang akan menjemput langsung siswa ke rumah untuk dibina karakter dan perilakunya," jelas Dedi.
sebanyak 39 siswa sekolah menengah pertama (SMP) yang dinilai “sulit diatur” oleh sekolah dan keluarga tiba sekitar pukul 12.00 WIB, di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9, di Jalan Raya Sadang-Subang, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat.
Mereka datang menggunakan bus dan truk yang disediakan oleh Pemkab Purwakarta.
Begitu turun, mereka langsung diarahkan oleh anggota TNI dengan gaya khas militer: tegas, cepat, dan penuh kedisiplinan.
Tak ada waktu santai, pelajar langsung ditertibkan dan diarahkan ke barisan pembukaan.
Bukan untuk upacara bendera, kedatangan mereka kali ini adalah untuk memulai pelatihan karakter ala militer yang menjadi program Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Selama 14 hari ke depan, para siswa akan menjalani pembinaan intensif dalam lingkungan militer.
Program ini digagas Dedi sebagai bentuk pendidikan karakter khusus untuk membentuk kedisiplinan, tanggung jawab, dan akhlak mulia.
Dari pantauan, pemandangan haru menyelimuti lokasi saat para siswa diberi waktu singkat untuk berpamitan kepada orangtua mereka.
Banyak orangtua yang menitikan air mata, termasuk Elly, salah satu wali murid yang berharap besar terhadap perubahan anaknya.
“Anak saya sering bolos dan susah dinasehatin. Saya titipkan ke program ini agar bisa berubah jadi lebih baik. Terima kasih Pak Bupati dan Gubernur, semoga anak saya bisa jadi rajin dan nurut,” kata Elly.
Ia juga menuturkan sudah menyiapkan berbagai perlengkapan sejak jauh hari, seperti seragam, alat tulis, pakaian olahraga, hingga perlengkapan mandi dan ember.
“Memang sudah didaftarkan oleh sekolah, terus saya sebagai orangtua setuju dan dukung, semoga anak ini bisa berubah lah menjadi lebih baik,” ujarnya.
Danmen Armed 1 Kostrad, Kolonel Arm Roni Junaidi, menjelaskan bahwa hari pertama akan diisi dengan pemeriksaan kesehatan dan psikologi, sebelum para siswa memasuki rutinitas harian seperti shalat berjamaah, olahraga, menjaga kebersihan, makan teratur, serta sesi konseling dan motivasi.
Ia menambahkan bahwa materi pelatihan disusun secara kolaboratif oleh TNI, Polri, pemerintah daerah, dinas sosial, serta psikolog anak.
“Tujuan utama program ini adalah membentuk lingkungan positif yang membangun mental dan spiritual anak-anak,” ujarnya.
0 Response to "Dedi Mulyadi Bawa Anak Nakal ke Barak Militer"
Posting Komentar